Menopause merupakan berhentinya siklus menstruasi secara pemanen dan merupakan suatu titik balik dan bukan penyakit. Akan tetapi, kondisi ini bisa memengaruhi kesejahteraan hidup perempuan.

Gejala menopause
Begitu menopause mendekat, periode menstruasi akan berubah. Tapi perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap perempuan. Ada yang semakin pendek atau lama, semakin banyak atau berkurang, dengan waktu yang lebih lama atau lebih singkat di antara periode. Perubahan seperti ini normal. Tapi jika Anda mengalami perdarahan berat atau jarak periode terlalu dekat, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Berikut gejala lain menopause:

-Hot flashes (kilas panas)
Gejala ini umum dialami perempuan menopause. Hot flashes merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah. Selain itu, bisa juga menyebakan munculnya bintik merah di dada, punggung dan lengan. Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat dan perasaan dingin. Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit.
-Gangguan tidur
Kilas panas yang terjadi di malam hari bisa mengganggu tidur dan menyebabkan munculnya keringat.
-Gangguan seks
Menurunnya produksi estrogen bisa memicu keringnya vagina. Hal ini akan membuat hubungan intim terasa sakit.

Masalah menopause layak diperhatikan, karena umur hidup wanita Indonesia yang cukup panjang. Menurut sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk wanita 102,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup rata-rata pada tahun 1997 mencapai 66 tahun, sedangkan laki-laki 62 tahun. Dan angka ini akan cenderung meningkat. Oleh karena itu sudah sepantasnya, kualitas hidup wanita Indonesia harus mendapat perhatian.

Salah satu upaya untuk memecahkan persoalan diatas adalah dengan memberikan terapi pengganti hormone estrogen. Akan tetapi masih banyak wanita menopause enggan menjalaninya karena berbagai alasan yang masih diperdebatkan oleh para ahli. Kini, masalah tersebut teratasi dengan adanya fitoestrogen.

Fitoestrogen, sebagai pengganti

Baru-baru ini, fitoestrogen banyak disebut sebagai alternative terapi pengganti hormone estrogen. Apa itu fitoestrogen? Fitoestrogen merupakan estrogen alami dari tumbuh-tumbuhan, yang memiliki khasiat sebagai estrogen. Khasiat estrogen ini dapat terjadi karena fitoestrogen mempunyai dua gugus –OH/hidroksil yang berjarak 11,0 – 11,5 Angstrom pada intinya, sama persis dengan inti estrogen sendiri.

Para ahli sepakat bahwa jarak 11 Angstrom ini menjadi struktur pokok suatu substrat agar mempunyai efek estrogenic. Walaupun fitoestrogen dapat mengikat reseptor estrogen, efek estrogenic yang ditimbulkan lebih lemah disbanding estrogen. Akan tetapi fitoestrogen tetap dapat menimbulkan respons maksimal jika dosisnya dinaikkan cukup tinggi.

Penelitian untuk mendukung fakta ini telah dilakukan dengan menggunakan bahan pangan seperti keledai. Hasilnya, wanita Asia yang telah mengalami menopause dan mengkonsumsi banyak kedelai ternyata mengalami sedikit gejala hot flushes, termasuk angka kejadian kanker payudara yang rendah.

Dimana memperoleh fitoestrogen?

Beberapa senyawa fitoestrogen, diketahui banyak terdapat dalam tanaman, antara lain :

-Isoflavon: Banyak terdapat pada kacang kedelai atau soybeans (termasuk produk olahan, seperti;tempe, tahu, tauco), buah-buahan dan teh hijau.

-Triterpene glycoside: Banyak ditemukan pada Black Cohosh (Cimicifuga racemosa), yang tumbuh di hutan Amerika Selatan dan sekarang telah berhasil diekstrasi dan dikemas menjadi produk obat untuk menopause.

-Lignans: Terdapat pada biji-bijian gandum maupun wijen

-Coumestans: Banyak terdapat pada kacang-kacangan, biji bunga matahari.

Kedelai sebagai fitoestrogen

Dari tanam-tanaman yang telah disebutkan diatas, kacang kedelai (soybeans) diketahui mengandung fitoestrogen dalam jumlah bermakna untuk pengobatan. Terbukti, pada masyarakat Jepang yang memiliki konsumsi produk kedelai 10 kali lipat disbanding penduduk AS, mereka memperlihatkan rendahnya angka kejadian penyakit, khususnya pada wanita menopause.

Berbagai penelitian juga menunukkan bahwa fitoestrogen (dari kacang kedelai) dapat mengurangi hot flushes, memperbaiki profil lemak plasma, serta menghambat perkembangan aterosklerosis (sehingga mencegah penyakit kardiovaskuler). Selain itu, fitoestrogen juga dapat menghambat pertumbuhan sel-sel tumor/kanker pada payudara dan endometrium. Suatu efek yang menguntungkan bagi pengobatan menopause.

Kesimpulannya, konsumsi produk kedelai sangat bermanfaat dalam mengurangi berbagai gejala menopause sehingga kulit menjadi lebih lembab dan halus, payudara kencang, timbunan lemak di pinggul berkurang, hubungan seks pun menjadi lebih bergairah. Selain itu, konsumsi kedelai juga dapat mencegah osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).

Pada akhirnya, menopause bukan lagi menjadi momok yang menakutkan bagi wanita, dengan catatan jangan tinggalkan pola hidup sehat. (Dari berbagai sumber).
Axact

Wanita Inspiratif

Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat dan bisa berbagi

Post A Comment:

0 comments: